Teknis Fotografi dan Fungsinya
Teknis Fotografi dan Fungsinya – Jika sudah membahas tentang fotografi, fotografi bukanlah segalany tentang kamera. Dikatakan fotografi adalah seni bermain dengan cahaya. Tanpa adanya cahaya, maka mustahil fotografi itu ada. Jika ingin menghasilkan sebuah gambar yng bagus, maka harus memiliki visi yng kuat dalam hal ‘melihat’.
Memperhatikan cahaya, komposisi dan momen adalah hal-hal yng penting untuk diperhatikan dalam membuat foto yng sempurna. Namun, semua itu sepertinya mustahil dapat di lakukan jika tidak mengenal dan memahami dari masing-masing teknis fotografi dasar.
Fotografi memang bukan segalanya tentang kamera, namun pastilah bekerja dengan kamera dan kamera adalah alat untuk menyalurkan visi kita itu. Maka seorang pemula yng ingin menjadi fotografer hebat haruslah mengenal dan memahami bagaimana kamera bekerja.
Tugas utama dari kamera itu sendiri adalah mengatur intensitas cahaya yng masuk dan pada akhirnya mengenai film/sensor (selanjutnya saya sebut medium). Apabila, kamera mengizinkan terlalu banyak cahaya yang masuk maka medium akan terbakar (overexposed). Dan sebaliknya. Bagaimana agar cahaya yng masuk itu tidak berlebih dan tidak kurang, atau dengan kata lain ‘pas’. Di bawah ini akan di jabarkan satu persatu Teknis Fotografi dan Fungsinya.
Aperture
Aperture sering juga disebut dengan difragma atau bukaan lensa adalah berfungsi untuk mengatur seberapa besar lensa akan terbuka. Fungsi ini lebih tepatnya terletak pada lensa. Logikany, semakin besar bukaannya, maka akan semakin banyak cahaya yng akan masuk. Seperti sebuah kran air. Semakin besar kita buka keran maka akan semakin banyak air yng akan keluar.
Penulisan Aperture yang benar adalah f/x. Sehingga apabila dikatakan nilai Aperture-nya adalah 5.6, maka penulisan yng benar adalah f/5.6. Jadi jangan bingung apabila ada yng bilang bahwa bukaan lensa 2.8 lebih besar dari bukaan lensa 5.6. Karena kalau secara penulisan matematisny memang benar khan? (f/2.8>f/5.6).
Efek Samping dari Aperture
Sama halny seperti obat yng memiliki efek samping, begitu juga dengan aperture. Efek sampingnya adalah semakin besar bukaan lensa, maka akan semakin kecil daerah fokusnya. Dan sebaliknya. Daerah fokus inilah yng biasa dikenal dengan DOF (Depth of Field).
Shutter Speed
Shutter Speed yng biasa disebut juga dengan sebutan speed atau kecepatan rana bertugas untuk mengatur berapa lama mirror terbuka lalu menutup kembali untuk membatasi berapa banyak cahaya yng akan masuk. Seperti teori keran, apabila kita membuka keran terlalu lama, maka wadah penampung air tadi akan kelebihan sehingga akan meleber keluar. Kalau dalam kasus fotografi, medium akan terbakar.
Penulisan shutter speed yng benar adalah 1/x. Sehingga apabila dikatakan bahwa sebuah foto menggunkanan speed 60, maka penulisannya yang benar adalah 1/60 detik. Jadi jangan bingung kalau dikatakan bahwa speed 60 lebih cepat dibandingkan 30. karena secara penulisan matematis memang begitu khan?
Efek Samping dari Shutter Speed
Selalu saja ada yng namany efek samping, seperti orang yng tengah jatuh cinta pasti akan sulit melirik wanita/pria lain, begitu juga dengan shutter speed. Semakin cepat shutter speed, maka gambar akan semakin terlihat diam (freeze). Dan sebalikny, apabila speed terlalu lamban gambar akan terlihat blur dikarenakan gerakan yng terlalu cepat, sehingga objek terlihat bergerak sangat cepat.
ISO atau ASA
Adalah tingkat sensitifitas medium dalam menerima cahaya. Semakin tinggi nilainy, maka akan semakin tingkat sensitifitasny. Artinya, apabila kita merubah nilai ISO atau ASA ini menjadi lebih tinggi, sedangkan aperture dan speednya tidak diubah, maka medium akan menerima cahaya lebih banyak. Dan sebaliknya.